Jahe merah dan bawang putih adalah bumbu dapur yang juga biasa dikonsumsi oleh pelaku pola hidup sehat karena diklaim mampu mengobati kanker. Lantas, apakah benar keduanya ampuh sembuhkan kanker?
Bawang Putih untuk Mengobati Kanker
Hingga kini kemampuan bawang putih dalam mengurangi risiko kanker masih diteliti. Sebetulnya, belum ada cukup bukti bahwa mengonsumsi bawang putih yang banyak bisa mencegah kanker. Tapi menjadikannya sebagai bagian dari menu makan harian adalah hal yang baik, kecuali jika menimbulkan masalah dalam pengobatan yang sedang kamu jalani.
Mengonsumsi bawang putih diketahui dapat mengurangi risiko kanker pada perut, ginjal, prostat, mulut, tenggorokan, dan kolorektal. Studi terbaru juga membuktikan bahwa mengonsumsi bawah putih dalam jumlah banyak dapat menekan risiko kanker kolorektal sebanyak 30%.
Namun, jumlah bukti penelitian tersebut masih sedikit sehingga masih diperlukan studi lebih lanjut. Manfaat terhadap risiko kanker payudara, ovarium, kandung kemih, dan paru-paru juga masih belum jelas.
Masalah yang Mungkin Timbul Akibat Konsumsi Bawang Putih
Sumber foto: Google
Meski banyak dikonsumsi oleh pelaku pola hidup sehat, mengonsumsi bawang putih terlalu banyak ternyata dapat menyebabkan iritasi pada saluran pencernaan, sakit perut, dan berisiko pendarahan. Hal ini dikarenakan bawang putih bersifat anti-pembekuan darah.
Bawang putih juga dapat mempengaruhi enzim di dalam hati yang mampu mengurangi efek dari obat-obatan tertentu. Sedangkan, pasien yang menjalani kemoterapi justru sangat membutuhkan efek obat-obatan itu.
Khasiat Jahe untuk Mengobati Kanker
Makan atau mengonsumsi suplemen jahe merah cukup populer karena disebut bisa mencegah rasa mual bagi pasien yang sedang menjalani kemoterapi.
Apakah Jahe Terbukti Mampu Mengobati Kanker?
Jahe banyak digunakan untuk mencegah rasa mual, muntah, atau mabuk. Jahe juga menjadi obat anti-inflamasi yang digunakan untuk mengurangi nyeri dan pembengkakan.
Meski belum terbukti secara ilmiah, beberapa orang percaya manfaat jahe merah salah satunya adalah sebagai pencegah perkembangan tumor. Namun, penelitian menunjukkan bahwa manfaat ekstrak jahe dan tanaman asalnya tidaklah sama.
Selain pada pasien kemoterapi, penelitian menunjukkan bahwa jahe berkhasiat mengurangi mual dan muntah sebelum atau setelah operasi.
Masalah yang Mungkin Terjadi Karena Konsumsi Jahe
Rasa dan aroma jahe merah ternyata mampu menenangkan perut. Selain itu, jarang ditemukan kasus orang yang alergi terhadap jahe atau merasa sakit perut akibat mengonsumsinya.
Sementara itu, suplemen jahe mungkin dapat mengatasi rasa mual dan muntah karena pengobatan kanker, tetapi juga berisiko pembekuan darah. Jahe juga mempunyai efek samping yang cukup berbahaya bagi orang yang tengah menjalani terapi antikoagulan dan pengobatan kanker.
Manfaat jahe bagi tubuh bisa digunakan untuk menjaga kesehatan. Cara terbaiknya yaitu dengan mengonsumsi jahe segar. Sebab, beberapa produk mengandung gula, seperti permen atau ekstrak jahe yang sudah ditambahkan pemanis.
Bukan itu saja, kandungan jahe dalam beberapa produk jumlahnya juga sangat sedikit dan malah mengandung kalori cukup tinggi.
Tapi tenang dulu, di Healthy Choice ada ekstrak jahe merah yang 100% alami dengan tambahan gula aren organik. Ini menjadi solusi untuk kamu yang ingin mengonsumsi jahe secara praktis. Tinggal seduh dan dapatkan segudang manfaatnya.
Sebelum memutuskan mengonsumsi jahe, pastikan untuk mengkonsultasikan lebih dulu dengan dokter ya. Ini untuk mencegah kemungkinan masalah maupun komplikasi kesehatan yang ditimbulkan akibat mengonsumsi salah satu bahan rempah-rempah ini.
Baca juga: Cara Mengolah Jahe Merah Menjadi Minuman Sehat
Baca juga: Jangan Anggap Sepele! Begini Tips Mengkonsumsi Jahe Merah untuk Ibu Hamil