Sudah sejak lama jahe dipercaya memiliki banyak manfaat untuk kesehatan. Tidak jarang jenis herba satu ini juga dikonsumsi ibu hamil. Tapi, penggunaan jahe merah untuk ibu hamil sebetulnya harus dibatasi. Apa alasannya? Simak penjelasannya yuk!
Jahe adalah tanaman herba yang populer digunakan di Asia, termasuk Indonesia. Selain obat tradisional, jahe juga sering digunakan dalam menu pola hidup sehat.
Manfaat Jahe untuk Ibu Hamil
Sejak berabad-abad lalu, jahe sudah dikenal sebagai obat tradisional yang dapat mengatasi berbagai masalah kesehatan. Salah satu manfaat jahe yang terbukti efektif yaitu mengatasi mual dan muntah pada ibu hamil.
Khasiat ini disebut berasal dari senyawa alami jahe yang bernama gingerol dan shogaol. Keduanya terbukti mampu mempercepat pengosongan lambung, sehingga keluhan mual dan muntah dapat berkurang.
Sejumlah ahli menyebutkan bahwa dosis aman jahe bagi ibu hamil untuk meredakan mual dan muntah adalah sekitar 1.000-1.500 mg per hari. Jika melebihi dosis tersebut justru dinilai tak efektif dan menimbulkan risiko efek samping.
Selain mual dan muntah, jahe juga dapat dikonsumsi untuk mengatasi masalah kesehatan berikut ini:
- Diabetes
- Kram menstruasi
- Radang sendi
- Irritable Bowel Syndrome (IBS)
- Penyakit Alzheimer
- Penyakit asam lambung
Tapi ingat ya, khasiat jahe untuk kondisi-kondisi di atas belum sepenuhnya dapat dipercaya karena masih harus diteliti lebih lanjut.
Risiko Jahe Merah untuk Ibu Hamil
Sumber foto: Google
Meski dipercaya menyimpan segudang manfaat, jahe juga mempunyai beberapa efek samping yang harus dipertimbangkan. Sebagian orang yang mengonsumsi jahe merah merasakan efek samping ringan berupa mulas, diare, iritasi mulut, atau nyeri ulu hati.
Jahe diduga juga menimbulkan efek samping pada kehamilan. Kasus cacat lahir, berat badan lahir rendah, hingga keguguran pernah dilaporkan oleh beberapa ibu hamil yang mengonsumsi jahe. Meski begitu, risiko ini masih dinilai rendah. Selain itu, mengonsumsi jahe secara berlebihan diduga juga bisa memengaruhi hormon seks bayi dan meningkatkan risiko bayi meninggal dalam kandungan.
Sebenarnya, penelitian tidak menemukan bukti adanya hubungan antara konsumsi jahe saat hamil dengan risiko kelahiran prematur, berat badan lahir rendah, lahir mati, atau komplikasi lainnya.
Tetapi, sejumlah bukti menunjukkan bahwa tidak diperbolehkan mengonsumsi teh jahe mendekati waktu persalinan, karena meningkatkan risiko perdarahan.
Ibu hamil dengan riwayat keguguran, masalah pembekuan darah, atau perdarahan vagina juga sebaiknya menghindari konsumsi jahe.
Bukan itu saja, sering minum teh jahe atau jahe merah dalam jumlah berlebihan dapat memicu efek samping yang tidak menyenangkan pada sejumlah orang. Seperti mulas, bersendawa, dan gas.
Jahe merah memang terbukti efektif untuk meredakan mual dan muntah pada ibu hamil. Namun, tetap pertimbangkan antara manfaat dan risikonya. Kalau kamu sedang hamil dan ingin mengonsumsinya, sebaiknya konsultasikan lebih dahulu dengan dokter.
Itu dia penjelasan soal manfaat dan risiko mengonsumsi jahe merah saat hamil. Ingin hidup sehat dengan rutin mengonsumsi jahe merah? Sekarang kamu bisa mendapatkan produk ekstrak jahe merah organik di sini.
Ekstrak jahe merah Healthy Choice juga sudah ditambahkan gula aren organik yang diketahui kaya akan nutrisi baik seperti antioksidan, zat besi, dan kadar indeks glikemiknya rendah.
Cocok untuk kamu yang menjalani pola hidup sehat dan dapat membantu menghangatkan badan, melegakan tenggorokan, dan menambah asupan nutrisi pada tubuh.
Baca juga: Benarkah Jahe dan Bawang Putih Bisa Mengobati Kanker? Ini Faktanya
Baca juga: Ingin Mengurangi Makan saat Diet? Cobain Konsumsi Jahe Merah