Label Organik dan Non-GMO pada Makanan, Apa Artinya ya?

Label Organik dan Non-GMO pada Makanan, Apa Artinya ya?

Label yang ada pada kemasan makanan bukan hanya sekadar hiasan, melainkan sebagai informasi yang berkaitan dengan produk. Misalnya saja seperti label komposisi yang menginformasikan berbagai kandungan yang terkandung di dalam produk makanan tersebut. Selain itu, ada juga label organik dan label Non-GMO. Namun, apa ya arti dari kedua label tersebut? Yuk, cari tahu penjelasannya dalam artikel ini!

Label Organik

Label organik pada kemasan menunjukkan bahwa produk tersebut tidak mengandung senyawa kimia atau zat sintetis apa pun yang biasa digunakan pada produk makanan tertentu. Beberapa contohnya yaitu:

  • Sayuran yang berlabel organik artinya tidak menggunakan pestisida selama proses penanamannya hingga panen.
  • Unggas maupun daging yang berlabel organik artinya tidak pernah diberikan tambahan hormon apa pun selama proses pertumbuhannya.

Namun, kedua contoh di atas hanyalah salah satu dari ciri makanan organik saja karena kenyataannya masih banyak syarat lain sebelum sebuah produk boleh menambahkan label organik pada kemasannya. 

Melansir dari website icert.id, pemberian label organik hanya bisa dilakukan pada produk yang telah tersertifikasi organik berdasarkan SNI 6729:2016, Permentan No. 64/2013 dan Perka BPOM No.1/2017. Jika merujuk pada SNI 6729:2016, ada banyak persyaratan yang harus dipenuhi untuk bisa mendapatkan sertifikasi organik, bukan hanya sekadar tidak menggunakan pestisida saja.

Salah satu contohnya adalah pada produk tanaman segar dan olahannya. Untuk mendapatkan sertifikasi organik Indonesia harus memerhatikan keseluruhan proses sejak awal masa penanaman, seperti:

  • Menerapkan prinsip pertanian organik sejak masa persiapan. Prinsip pertanian organik  yaitu prinsip yang menekankan pada kesehatan agroekosistem dalam setiap aktivitasnya.
  • Memastikan area pertanian dan pengolahan tidak digunakan secara bergantian dengan aktivitas konvensional (pertanian dan pengolahan di luar prinsip pertanian organik).
  • Meminimalkan risiko tanaman terpapar residu (misalnya dari polusi udara) dengan menanam tanaman barrier di sekitarnya.
  • Memerhatikan pengelolaan air dan memastikan air yang digunakan telah melalui proses filtrasi, sehingga terbebas dari kontaminan.
  • Adanya upaya mencegah degradasi lahan dan menghindari aktivitas yang dapat merusak lingkungan, seperti pembakaran lahan.
  • Menggunakan benih yang telah bersertifikasi organik jika ada. Jika tidak ada, bisa menggunakan benih lain yang telah melalui proses pembersihan untuk menghilangkan kontaminan.
  • Dalam melakukan penyiapan dan pengolahan lahan, serta mengatasi organisme pengganggu tanaman (OPT) harus dilakukan dengan cara yang aman bagi ekosistem secara keseluruhan.

Persyaratan untuk produk lainnya, seperti peternakan, juga akan menekankan pada dampak aktivitas yang dilakukan terhadap lingkungan. Jadi, bisa dikatakan dengan kamu membeli produk organik, secara tidak langsung kamu juga telah berkontribusi dalam melindungi kelestarian alam.

Label Non-GMO

Label Non-GMO artinya produk tersebut bukanlah produk yang melalui proses GMO. GMO atau Genetically Modified Organism adalah proses memodifikasi DNA pada makhluk hidup dengan menggunakan teknologi rekayasa genetika. Ada berbagai alasan mengapa GMO dilakukan, antara lain:

  • Untuk memperoleh bibit unggul.
  • Menjaga keberlanjutan.
  • Mendapatkan produk yang tahan hama.
  • Meningkatkan kualitas produk.

Pada produk pertanian, mendapatkan bibit unggul dengan melakukan perkawinan secara alami memang bisa dilakukan. Namun, prosesnya akan membutuhkan waktu yang lebih lama. GMO membantu menghasilkan bibit dengan kualitas unggul dalam waktu yang relatif lebih pendek karena langsung dilakukan dengan merekayasa genetikanya.

Lalu, apakah produk makanan GMO aman untuk dikonsumsi?

Melansir dari healthline.com,  Food and Drug Administration (FDA), Environmental Protection Agency (EPA), dan USDA telah menyatakan bahwa produk GMO aman untuk dikonsumsi karena belum ada penelitian yang menunjukkan adanya dampak negatif akibat mengonsumsi makanan ini. Hanya saja, beberapa orang masih merasa ragu untuk mengonsumsinya karena rekayasa genetika yang dilakukan dikhawatirkan dapat berdampak buruk bagi kesehatan.

Bagi kamu yang merasa khawatir, tidak perlu bingung karena kamu hanya perlu membeli produk dengan label Non-GMO. Label ini menunjukkan bahwa produk yang ada di dalamnya terbebas dari proses rekayasa genetika apa pun. 

Rekomendasi Produk Berlabel Organik dan Non-GMO

Healthy Choice menyediakan berbagai produk dengan label organik dan juga Non-GMO. Baik dalam bentuk produk mentah, bumbu, dan juga camilan. Ini rekomendasi produk dengan label organik dan Non-GMO yang bisa kamu pilih:

Sementara untuk produk dengan label organik, berikut ini adalah beberapa rekomendasinya untukmu:

Selain kelima produk di atas, Healthy Choice juga masih memiliki banyak produk berlabel organik maupun Non-GMO yang bisa kamu pilih. Untuk informasi lebih lanjut mengenai berbagai produk kami, kamu bisa mengunjungi langsung akun Instagram kami atau menghubungi kontak kami di 08196035555 atau melalui akun WhatsApp kami di sini.

Itulah penjelasan mengenai label organik dan juga label Non-GMO pada kemasan makanan. Memahami makna dari setiap label yang ada pada kemasan sangatlah penting karena kamu jadi lebih memahami secara keseluruhan mengenai produk yang dibeli. Tidak hanya dari segi kandungan saja, melainkan juga proses produksinya.

Baca Juga: Trik Mengolah Makanan Bebas Gluten dengan Tepat

Baca Juga: Beragam Keunggulan Beras Organik dibandingkan Beras Biasa


Older Post

Leave a comment

Please note, comments must be approved before they are published